dc.description.abstract |
Perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan peningkatan limbah elektronik (e-waste) secara signifikan. Di Indonesia, metode pengolahan limbah elektronik dengan cara pembakaran dinilai kurang tepat bila diterapkan, sebab limbah elektronik pasti mengandung logam dan akan menimbulkan polusi udara yang berbahaya. Di samping itu, pengolahan limbah elektronik berbeda dengan sampah organik yang dapat diolah menjadi pupuk. Oleh karenanya, kondisi tersebut dapat dikategorikan sebagai permasalahan penting, sehingga membutuhkan solusi cerdas yang cepat dan tepat dalam pengolahannya. Penanganan limbah tersebut bisa dipecahkan melalui beberapa metode, yakni bank e-waste dan integrasi seni. Metode ini mengutamakan nilai seni, kreativitas, fungsi, dan pengetahuan mendalam tentang limbah tersebut, sehingga bisa juga dijadikan peluang mendirikan organisasi atau bisnis yang akan membawa keuntungan serta menjadi ramah lingkungan. Hal ini juga mendapat dukungan pemerintah melalui suatu program yang biasa dikenal dengan istilah Usaha Kecil Menengah (UKM). Komponen-komponen yang biasanya dikubur, dileburkan, dan dihancurkan akan dipilah kembali berdasarkan fisiknya sehingga akan mempermudah dalam proses pembuatan karya seni. |
en_US |