dc.description.abstract |
Teknologi pengolahan air limbah khususnya untuk mengurangi konsentrasi amonia
telah banyak dikembangkan, baik teknologi pengolahan secara biologi maupun kimia.
Masalah teknologi tersebut pada umumnya membutuhkan biaya yang tinggi yang tidak
sejalan dengan konsep keberlanjutan, apalagi menghasilkan limbah limbah B3 sebagai
produk sampingannya. Untuk itu diperlukan alternatif rekayasa teknologi yang lebih
berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi penggunaan ecoenzyme
untuk mengurangi konsentrasi amonia dalam air limbah, sebagai alternatif
teknologi rekayasa berkelanjutan. Hal ini dimungkinkan mengingat eco-enzyme terbuat
dari air, bahan organik, dan gula merah atau molase , yang berarti semua bahan tidak
mengandung bahan kimia dan residu berbahaya. Apalagi bahan organik yang
digunakan bisa berasal dari sampah organik. Metode penelitian adalah eksperimen
skala laboratorium pada sampel air buatan, menggunakan eco-enzyme yang terbuat
dari kulit dan buah nanas yang telah difermentasi selama 6 bulan dengan hasil pH =
3,36 dan tidak terdeteksinya adanya amonia. Pada sampel air dengan konsentrasi
amonia awal sebesar 34,5 mg/L, hasil penurunan konsentrasi amonia masing-masing
sebesar 6,7%, 12,8%, 15,3% dan 25,2% pada pemberian eco-enzyme secara berturutturut
dengan konsentrasi 2%, 6%, 8% dan 10%. Pada data konsentrasi amonia yang
mengalami penurunan dibandingkan dengan nilai awal, dilakukan analisis uji-t statistik
menunjukkan nilai P (T<=t, two tail) sebesar 0,047 < 0,05, sehingga nilai penurunan
tersebut signifikan karena kedua data tersebut berbeda nyata. Dapat disimpulkan
bahwa penurunan konsentrasi amonia meningkat dengan meningkatnya konsentrasi
eco-enzyme yang diberikan pada sampel air dengan linieritas 97.3 %. |
en_US |