Abstract:
Kondisi sampah yang masih basah setelah proses pretretment pada PLTSa akan mengakibatkan temperatur furnace menjadi tidak stabil. Penulis melakukan investigasi pada unit pretreatment PLTSa Bantargebang dimana presentase penyebab temperatur furnace tidak stabil yang diakibatkan oleh sampah basah sebesar 70% dari total keseluruhan penyebab temperatur furnace tidak stabil. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, maka penulis mengusulkan perancangan pemanas untuk proses pretreatment sampah untuk meningkatkan efisiensi pembakaran. Kemudian menghitung kecepatan konveyor, menghitung kebutuhan kalor dan menghhitung panjang heater dan kawat nikelin yang dibutuhkan. Adapun hasilnya setelah di lakukan ujicoba menggunakan oven maka kecepatan konveyor yang awalnya 20 meter per menit menjadi 20 meter per 5 menit. Maka untuk menghilangkan kadar air yang ada pada 6 kg sampah sepanjang 20 meter dibutuhkan kalor sebesar 238127,5 J dengan tingkat konsumsi listrik 4763 W adapun untuk panjang kawat nikelinnya ialah 74.2 meter jika terpasang di atas dinding heater yang selebar 1.68 dan panjang heater 20 meter, maka ada 47 batang kawat nikelin dan jarak antara nikelin yaitu 0.43 meter.