SINO-SINGAPORE ENVIRONMENTAL COOPERATION: THE CONSTRUCTION OF SINO-SINGAPORE TIANJIN ECO CITY TO ADDRESS THE DANGERS OF ENVIRONMENTAL THREATS (2007-2018)

Abstract

Kajian ini dilakukan untuk meneliti hubungan bilateral antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Singapura dalam kerjasama bidang lingkungan yang mereka upayakan melalui proyek kerja sama mereka yang dikenal sebagai Kota Ramah Lingkungan Tianjin Tiongkok-Singapura. Karena itu, kajian ini meneliti persoalan tersebut dengan memanfaatkan konsep keamanan bidang lingkungan dan konsep hubungan bilateral. Penulis menggunakan konsep-konsep tersebut karena dianggap sesuai dengan proyek tersebut yang berhubungan dengan bidang lingkungan. Dalam studi ini, penulis mulai dengan membahas tentang hubungan bilateral antara Republik Rakyat Cina dan Republik Singapura dengan pendekatan hubungan mereka dalam bidang politik, ekonomi, dan lingkungan. Diskusi berlanjut dengan perkara-perkara yang mengakibatkan inisiasi proyek sebagai Kota Ramah Lingkungan Tianjin Tiongkok-Singapura, di mana penulis menemukan bahwa adanya kebutuhan untuk solusi dalam mengimbangi pertumbuhan perkotaan di Tiongkok dan ketersediaan keahlian Singapura dalam urusan lingkungan. Dengan hal-hal tersebut dibahas di kajian ini, penulis melanjutkan dengan pentingnya proyek Kota Ramah Lingkungan Tianjin Tiongkok-Singapura. Penulis berpendapat bahwa, dalam hubungan bilateral antara kedua negara, pentingnya proyek ini dapat dikategorikan ke dalam tiga divisi utama. Yaitu dalam urusan bidang lingkungan, ekonomi, dan politik. Dalam tiga divisi utama tersebut, penulis mengkaji penelitian ini dengan temuan-temuan yang mendukung alasan penulis. Semua itu dikerucutkan dengan penerapan kerja sama bilateral antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Singapura dalam proyek Kota Ramah Lingkungan Tianjin Tiongkok-Singapura ini. Penerapan dikaji dengan temuan-temuan penulis dalam perkembangan proyek dari awal, yang merupakan desain dan rencana proyek, dilanjutkan dengan pendanaan dan pembiayaan, dan akhirnya pembangunan proyek itu sendiri dengan mengatasi kendala dan solusi selama perkembangan tersebut. Dengan itu, penulis menyimpulkan bahwa kedua pemerintah yang bekerja sama akhirnya mencapai tujuan mereka dengan mengubah lahan yang penuh dikotori oleh limbah menjadi kota pintar yang ramah lingkungan.