Abstract:
PT. Lumbung Nasional Flour Mill (LNFM) adalah sebuah perusahaan manufaktur yang memproduksi tepung terigu. Perusahaan ini berdiri pada tahun 2008 dan mempunyai peningkatan kapasitas produksi menjadi 1.100 MT/hari. Peningkatan ini tentu saja mempunyai dampak terhadap pengadaan persediaan salah satunya adalah persediaan spare part. Permintaan terhadap spare part mempunyai karakteristik frekuensi permintaan yang berbeda-beda. Salah satunya adalah permintaan fluktuatif terhadap barang consumable yang dapat menimbulkan kondisi backorder dan harus menentukan metode pengendalian persediaan yang tepat agar tidak mengalami kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu pada tahap awal diperlukan suatu metode peramalan yang tepat. Metode peramalan digunakan yang terbaik dipilih berdasarkan nilai MAD. Dilanjutkan ke perhitungan metode EOQ dan backorder (Q,r). Metode ini dapat ditentukan besarnya persediaan simpanan (safety stock), pemesanan kembali (reorder point) untuk menghindari resiko kehabisan persediaan (stockout), sehingga dapat meminimalisasi biaya persediaan bagi perusahaan. Hasil perhitungan menggunakan model backorder menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghemat biaya pembelian sebesar 29,60% dan biaya persediaan sebesar 2,41% selama setahun dibanding dengan perhitungan yang dilakukan perusahaan sekarang. Ini berarti menunjukkan bahwa solusi optimal bagi perusahaan penghasil tepung terigu adalah menggunakan model pengendalian persediaan dengan backorder.