Abstract:
Toyota dan Lexus di Indonesia. TAM diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Peranan
TAM semula hanya sebagai importer kendaraan Toyota, namun setahun kemudian sudah
berfungsi sebagai distributor. Pada tanggal 31 desember 1989, TAM melakukan marger
dalam tiga perusahaan diantaranya PT. Multi Astra, PT. Toyota Mobilindo dan PT. Toyota
Mobilindo Engine Indonesia. Gabungan semuanya diberi nama PT. Toyota astra motor.
Ada 3 Cabang TAM di Indonesia yaitu Jakarta, Cibitung dan Karawang.
Dimana cibitung adalah cabang yang paling baru dan masih banyak pula yang harus
ditingkatkan salah satunya penggunaan aplikasi. Di TAM terutama cabang cibitung
mengutamakan kualitas produk dan kepuasan pelanggan sehingga ada beberapa proses
yang menggunakan BPO (Business Process Outsourcing) yang mengakibatkan adanya
privasi pengguanaan aplikasi di dalam perusahaan. Aplikasi yang digunakan TAM adalah
aplikasi SAP, dimana tidak semua karyawan mempunyai otoritas untuk bisa akses ke
aplikasi tersebut, sehingga sangat menyulitkan BPO untuk monitoring data stok part.
Selama ini BPO hanya menerima keluar dan masuknya barang dengan menggunakan input
data secara manual, kemudian menyerahkan data ke admin dan menunggu instruksi dari
admin yang punya otoritas ke SAP untuk membandingkan data apakah ada selisih atau
sudah sesuai, kemudian ketika ada selisih BPO akan menghitung ulang.
Disini BPO sering terjadi salah input atau terlewat input karena masih menggunakan sistem
manual dan BPO juga tidak bisa monitoring data karena tidak punya otoritas ke aplikasi.
Salah satu solusi untuk masalah tersebut adalah dibuatkan aplikasi internal untuk
membantu BPO dalam proses monitoring data.
Dengan jumlah barang yang terus bertambah banyak, penggunaan sistem informasi
sangat penting di era globalisasi. Salah satunya adalah Penginputan secara system agar
datanya dapat tersimpan dengan rapih dan aman dan memudahkan untuk memonitoring
data. Bertujuan menciptakan suatu sistem informasi monitoring data yang mampu
mengelola data keluar dan masuknya barang.