Abstract:
PT IKSM merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri pembuatan susu cair. Dalam prosesnya saat ini, perusahaan sedang mengalami perkembangan kenaikan permintaan dan semakin dihadapkan pada persaingan yang begitu ketat dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang yang sama. Semakin besar suatu perusahaan, maka tingkat permintaan bahan baku akan semakin tinggi. Untuk melakukan pembelian bahan baku yang baik perusahaan membutuhkan sistem yang tepat. Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk mendalami lebih lanjut mengenai sistem pengendalian intern yang diperlukan dalam pembelian bahan baku yang terjadi di PT IKSM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengendalian intern yang
sudah berlaku pada pembelian bahan baku PT IKSM saat ini. Setelah diketahui, dapat dilakukan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern yang telah ada. Evaluasi ini telah menemukan beberapa kelemahan dari system pengendalian intern pembelian bahan baku yang telah berjalan di perusahaan.
Peneliti menemukan beberapa temuan yang berkaitan dengan fungsi pembelian bahan baku pada PT IKSM, temuan tersebut antara lain : (a) Kesalahan informasi purchase order kepada supplier. (b) PO yang belum disetujui oleh pejabat terkait sudah dikirimkan kepada supplier. (c) Kesalahan input data pada saat penerimaan bahan baku. (d) Invoice bermasalah sudah dilampirkan tanda terima faktur. (e) Keterlambatan pembayaran atas pembelian bahan baku.
Dengan adanya kelemahan yang ditemukan, peneliti memberikan rekomendasi bahwa perusahaan harus melakukan rekonsiliasi rutin antar departemen membahas pemakaian purchase order. Bagian PPIC seharusnya melakukan perencanaan jauh hari untuk material yang bersifat urgent. Harus ada pemeriksaan setiap hari oleh supervisor bagian gudang bahan baku untuk setiap input data penerimaan bahan baku yang dilakukan staff bagian gudang bahan baku. Perusahaan sebaiknya menambah karyawan pada departemen accounting untuk memperlancar jalannya proses pembayaran. Perusahaan harus memberikan teguran kepada karyawan yang melakukan kesalahan. Serta perusahaan harus membuat SOP yang baku untuk bagian pembelian, sebagai bahan panduan staff pembelian dalam mejalankan pekerjaannya.