Abstract:
Persaingan yang semakin ketat mampu merangsang pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas dan keunggulan produk maupun layanannya. Berdasarkan data yang dihimpun dari KPPU, selama rentang tahun 2005 hingga 2018 indeks persaingan bisnis di industri manufaktur konsisten mengalami peningkatan (0,36 - 0,42). Untuk dapat bersaing, maka suatu perusahaan dituntut menjadi perusahaan yang lincah (agile) dan cepat merespon perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kriteria yang dapat memicu terjadinya Agility Manufacturing di sektor industri flavor and fragrance. Pengambilan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada 3 orang Manager yang bekerja di PT. X. Proses Analisis data dilakukan dengan metode AHP dengan membuat matriks perbandingan berpasangan pada kriteria maupun subkriteria pemicu agility. Berdasarkan hasil Analisis terhadap 4 kriteria dan 13 subkriteria, semuanya memiliki nilai CR < 0,1 (data konsisten) dengan bobot kriteria tertinggi yaitu Finansial (0,4029) dan bobot akhir subkriteria tertinggi yaitu Business Revenue (0,1422). Analisis kemudian dilanjutkan dengan melakukan assessment Agility Manufacture dengan melakukan penilaian dan skoring pada indikator dari masing-masing subkriteria. Dari 20 indikator yang dinilai, terdapat 3 indikator yang tidak memenuhi standar penilaian karena mendapat skor dibawah 10. Namun secara keseluruhan penilaian, PT. X sendiri termasuk ke dalam perusahaan yang Extremely Agile dengan rata-rata skor penilaian 9,2.