Abstract:
Maraknya persaingan bisnis di Indonesia ternyata tidak menutup kemungkinan untuk usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM) masuk ke dalam pangsa pasar yang besar. UMKM pada dasarnya dianggap sebagai usaha kecil
yang menargetkan masyarakat dengan penghasilan menengah, tetapi seiring berjalannya waktu dimana semakin
canggihnya teknologi, UMKM mampu meningkatkan brand awareness-nya kepada publik, salah satunya yaitu Biaji
Rengginang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi pemasaran Biaji
Rengginang dalam meningkatkan brand awareness. Penelitian kualitatif studi kasus ini menggunakan paradigma
konstruktivis. Partisipan yang dipilih adalah pemilik usaha serta reseller dari usaha tersebut. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Biaji Rengginang sebelum memulai usahanya telah menganalisis situasi terlebih dahulu, pada
saat itu belum ada yang menjual rengginang secara online, terlebih lagi camilan unik dengan rasa pedas sedang
menjadi incaran para publik, sehingga Raka (CEO Biaji Rengginang) berinovasi untuk menjual rengginang dalam
bentuk kecil dan memiliki dua varian rasa yaitu pedas dan cokelat. Hal tersebut memikat perhatian media massa
sehingga Biaji Rengginang sempat diliput oleh beberapa media mulai dari NET. hingga Trans7 dalam acara Hitam
Putih. Biaji Rengginang juga menetapkan wanita yang berusia 19-30 tahun dengan domisili di sekitar Jawa untuk
menjadi audiens sasarannya. Tujuan komunikasi dari Biaji Rengginang yaitu meningkatkan brand awareness, serta
dengan bermodalkan Rp. 1.500.000 untuk anggaran komunikasi pemasarannya. Elemen bauran pemasaran yang
digunakan yaitu iklan di media sosial, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan masyarakat, serta
pemasaran getok tular. Adapun hambatan yang dialami oleh Biaji Rengginang mulai dari faktor cuaca hingga
kurangnya hubungan dengan reseller.