Abstract:
Kebijakan work from home (WFH) untuk mencegah penyebaran covid-19 mendorong meningkatnya pengunaan video conferencing dalam dunia kerja dan pendidikan. Bekerja dan belajar menggunakan video conferencing sudah menjadi trend baru karena berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa video conferencing memberikan dampak positif seperti meningkatkan efektifitas, efisiensi, dan inovatif. Sementara literatur penelitian sehubungan minat perilaku konsumen dalam menggunakan kembali video conferencing di era setelah new normal masih sangat terbatas sehingga masih menimbulkan pertanyaan apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk menggunakan kembali video conferencing setelah era new normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat perilaku penggunaan kembali video conferencing setelah era new normal berlandaskan pada Technologi Accepted Model 2 (TAM2) yang dimodifikasi dengan D&M Success Model. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perceived usefulness, perceived ease of use, social influence, user satisfaction, dan system quality terhadap continuance intention. Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah Jabodetabek. Sampel dalam penelitian ini berjumlah sebanyak 366 orang yang ditentukan menggunakan purposive sampling melalui media kuesioner. Data yang diperoleh dari kuesioner kemudian diproses dan dianalisis menggunakan perangkat lunak SmartPLS 3.2.8. Hasil analisis menunjukan bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, user satisfaction dan system quality berpengaruh signifikan secara langsung terhadap continuance intention. Sedangkan variabel social influence tidak berpengaruh secara langsung terhadap continuance intention. Hasil penelitian juga menemukan bahwa variabel system quality dan perceived usefulness berpengaruh signifikan secara langsung terhadap user satisfaction, dan system quality juga berpengaruh signifikan secara langsung terhadap perceived usefulness.