Abstract:
T.X Indonesia merupakan perusahaan multinasional yang bergerak
dibidang industri manufaktur mainan yang memproduksi boneka Y. Masalah di
perusahaan ini adalah keterlambatan penyelesaian pengetesan produk di
Laboratorium Mekanikal khususnya pada pengetesan sampel Hd & Ag. Hal ini
menyebabkan keterlambatan proses produksi. Terjadinya masalah ini dikarenakan
tidak adanya aturan prioritas penjadwalan dalam pengetesan sampel. Tujuan
penelitian ini membahas mengenai alternative penjadwalan sampel pengetesan
yang optimal dengan metode First Come-First Served (FCFS), Earliest Due Date
(EDD), Shortest Processing Time (SPT), dan Longest Processing Time (LPT)
untuk meminimumkan jumlah pekerjaan yang terlambat waktu penyelesaiannya
sehingga dapat meminimumkan waktu tunggu pelanggan. Data yang digunakan
adalah data kedatangan sampel, due date, dan lead time pengetesan pada bulan
Februari-Juli 2014. Melalui perbandingan aturan FCFS, EDD, SPT, dan LPT,
didapatkan aturan penjadwalan Short Processing Time (SPT) sangat tepat untuk
meminimumkan aliran pekerjaan, jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem, dan
mengurangi keterlambatan. Namun, jenis pekerjaan di Laboratorium Mekanikal
yang memiliki 3 jenis due date berdasarkan lead time, penggunaan aturan SPT ini
tidak cocok karena tidak fair bagi pelanggan. Untuk memperbaiki sistem aturan
penjadwalan di Laboratorium Mekanikal, aturan FCFS dipilih sebagai aturan
terbaik untuk diterapkan dengan didukung perubahan sistem pembagian
pekerjaan berdasarkan jenis lead time pada masing-masing teknisi. Dengan
memperbaiki aturan penjadwalan pada pengetesan sampel di Laboratorium
Mekanikal, dapat meningkatkan efektifitas dengan peningkatan pencapaian
adherence sebesar 6.1% untuk sampel urgen, 10.9% untuk sampel AR, dan
16.5% untuk sampel Hd & Ag.